8 Kebiasaan Baik yang Harus Dimiliki oleh Setiap Pebisnis
sumber gambar: shutterstock.com

Menjadi seorang pebisnis atau pengusaha bisa datang dari berbagai latar belakang. Tidak harus mengambil jurusan di bidang ekonomi dan bisnis untuk bisa jadi seorang pebisnis. Apalagi dewasa ini juga sudah banyak bermunculan pengusaha muda sukses dengan berbagai latar belakang pendidikan. Baik itu lulusan perguruan tinggi atau SMA, bahkan hanya lulusan SMP.

Semua orang bisa menjadi pebisnis, namun tidak semua orang memiliki kebiasaan baik, bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat disekitarnya. Kebiasaan baik sebenarnya bisa dipelajari dan diterapkan agar seorang pebisnis memiliki reputasi yang baik.

Dibawah ini akan dijelaskan 8 kebiasaan baik yang harus dimiliki oleh pebisnis agar sukses secara finansial dan sosial:

1. Menjadi pendengar yang baik

tatapan mata
sumber gambar: shutterstock.com

Kontak mata

Ketika bertemu dengan orang lain, baik itu calon investor, rekan bisnis, calon pelanggan hingga karyawan, belajarlah menjadi pendengar yang baik. Saat mendengarkan dan berkomunikasi dengan orang lain, kontak mata merupakan bahasa tubuh terpenting yang harus kita perhatikan. Ketika sedang berbicara dengan orang lain dan mereka tidak melihat kearah kita, bisa dipastikan orang tersebut tidak sedang mendengarkan kita. Dalam dunia profesional, hal tersebut sangat tidak sopan dan berkesan buruk.

Lakukanlah kontak mata dan perhatikan baik-baik lawan bicara Anda, agar orang lain merasa dihargai. Jangan malah melihat ke arah lain, memberikan pandangan kosong, atau bermain dengan smartphone. Dengan begitu, kita sudah memberikan kesan bahwa kita mendengarkan mereka dengan sepenuh hati.

Kontak mata yang intens saja tidak cukup untuk membuat kita menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Kontak mata yang baik membutuhkan keterampilan tambahan. Hal ini ditujukan untuk mengurangi perasaan terintimidasi atau ancaman yang disebabkan kontak mata yang terlalu intens. Cobalah dengan menggeser tatapan mata kita. Menggeser tatapan pandangan kita kepada orang yang sedang berbicara dari satu mata ke mata yang lain.

Sedikit bicara, banyaklah mendengar

Yang kedua, jangan berkomentar atau memberikan pendapat saat lawan bicara belum selesai. Dengarkan baik-baik terlebih dahulu sampai mereka meminta saran dari Anda. Menimpali dengan sesekali boleh saja agar lawan bicara tahu bahwa Anda memahami perkataan mereka. Asal tidak sering memotong obrolan, nanti Anda akan dinilai sok tahu dan kurang sopan.

Baca Juga: 3 Tips Manfaatkan Instagram untuk Bisnis Restoran dan Cafe

2. Murah senyum

murah senyum
sumber gambar: shutterstock.com

Kebiasaan baik dengan sering tersenyum memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan kita. Bahkan senyuman dapat memperbaiki hubungan seseorang dengan orang lain. Orang yang tersenyum ketika berbicara dengan orang lain, akan menandakan bahwa hubungan dengan lawan bicaranya terjalin baik.

Senyuman juga dapat memperluas pergaulan termasukan dalam dunia bisnis. Jika kita lihat dari segi hubungan sosial, orang yang senantiasa tersenyum dalam berbicara dengan orang lain, menandakan orang tersebut mempunyai kepribadian yang menarik dan menyenangkan.

Senyuman juga mampu meredam atau meluluhkan emosi seseorang. Bila ada seseorang dalam keadaan marah mendatangi kita, hadapilah dengan senyuman yang tulus, karena senyum semacam ini bakal mampu meredam emosi orang yang marah. Seperti saat kita bertemu dengan rekan bisnis, karyawan, hingga pelanggan, senyuman akan membantu menimbulkan kesan ramah.

Baca Juga: Tips dan Trik untuk Pemasaran Cafe/ Coffee Shop Kekinian

3. Menjadi lawan bicara yang menyenangkan

Menjadi lawan atau teman bicara bukan hanya sekedar bisa berbicara dan mendengarkan lawan bicara saja. Namun juga bagaimana memastikan bahwa lawan bicara kita tidak salah dalam menanggapi. Ketika lawan bicara kita salah menanggapi, tentu bisa berujung kesalahpahaman yang bisa menimbulkan ketidaksukaan dengan apa yang kita sampaikan.

Begitu pula jika kita hanya mendengarkan dan mengangguk-angguk saja tanpa sepatah katapun. Sikap seperti ini juga mengindikasikan kita sama sekali bukanlah teman bicara yang menyenangkan. Cobalah untuk mengenali gaya lawan bicara kita. Seperti ungkapan, “tak kenal maka tak sayang”. Tentu kita belum bisa menjadi teman bicara yang menyenangkan bila kita tidak mengenal siapa yang kita ajak bicara.

Mengingat nama lawan bicara, memang diperlukan. Sebab, dengan menyebut nama lawan bicara kita, orang tersebut akan merasa lebih dihargai. Sebaliknya, jika kita lupa namanya, mereka merasa bahwa kita tidak antusias dengannya. Sehingga mereka pun juga akan menganggap kita tidak menghargai.

4. Beri kesempatan lawan bicara kita

Dalam hidup ini, tentu kita telah berbicara dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang budaya, usia, tingkat ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Dan setiap pembicaraan tentunya memiliki ciri dan kepekaan tersendiri. Seperti saat kita berbicara dengan orang yang lebih tua dari kita atau dengan teman sepermainan.

Perhatikan pilihan kata yang mungkin tidak dimengerti lawan bicara kita. Seperti tidak menggunakan istilah teknis atau yang terlalu ilmiah jika kita berbicara dengan mereka yang memang tidak memahami bahasa ilmiah. Begitu juga saat kita bertemu pelanggan, rekan bisnis hingga karyawan. Tidak semua istilah mereka tahu dan mengerti apa yang kita sampaikan. Ingat, semakin banyak kata-kata kita yang tidak dimengerti, lawan bicara semakin tidak nyaman bicara dengan kita.

Selama ini mungkin banyak dari kita yang tanpa sadar mendominasi pembicaraan hingga melupakan keberadaan lawan bicara. Hingga kita terkesan memonopoli/ mendominasi pembicaraan. Hal ini bisa terlihat seperti lawan bicara hanya kita jadikan sebagai pendengar pasif. Akibatnya, arah pembicaraan pun akan menjadi tidak jelas. Sehingga, beri jeda sejenak setiap kali kita bicara, lalu berikan kesempatan lawan bicara untuk menanggapi. Interaksi semacam ini akan membuat lawan bicara merasa nyaman dan dihargai. Sehingga obrolan pun akan menjadi lebih berkualitas

Baca Juga: 10 Pendekatan Psikologis untuk Menarik Calon Konsumen

5. Percaya diri

kebiasaan baik percaya diri
sumber gambar: lifehack.org

Menjadi pribadi yang percaya diri dibutuhkan sikap yang dengan lapang menerima kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Lalu, bagaimana cara agar kita merasa percaya diri meskipun kita merasa banyak kekurangan? Yakni dengan sebuah keyakinan bahwa kekurangan kita tidak akan menghalangi keberhasilan kita. Yakinlah bahwa mereka yang sukses dan percaya diri juga memiliki kekurangan seperti kita. Memang tidak semua kelemahan atau kekurangan bisa kita abaikan. Ada yang memang perlu kita perbaiki agar tidak menjadi hambatan dalam segala hal.

Kita juga perlu bersikap bijak dalam memilih kekurangan atau kelemahan yang harus kita perbaiki dan mana yang tidak. Sehingga tidak akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk memperbaiki semua kelemahan kita, sementara banyak hal yang harus kita lakukan malah bisa terabaikan. Dengan kepercayaan diri yang sudah didapat ini, tentu akan membuat kita akan lebih mantab lagi dalam berbisnis.

6. Menepati janji

Sebuah janji akan memberikan kebaikan dan kesenangan secara tidak langsung bila orang melaksanakannya dengan sepenuh hati. Dalam hal ini kegiatan apapun yang dilakukan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari janji yang telah dibuat sejak mereka lahir.

Hutang budi terhadap orang tua yang telah membesarkan kita adalah janji yang mungkin hanya bisa dibayar dengan pengorbanan anak kepada orang tuanya. Dalam dunia bisnis memenuji janji dengan tepat waktu erat kaitannya dengan karyawan, pelanggan maupun rekan bisnis yang akan bekerja sama.

Janji yang tidak ditepati bukan suatu kebiasaan baik yang bisa berakibat batalnya kerja sama yang akan terjalin. Begitu juga dengan karyawan yang juga bisa membuat mereka berpindah pekerjaan. Jadi siapkan catatan baik di kertas, buku, maupun digital dalam gawai yang kita miliki.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Pengusaha Millenial

7. Menjadi pribadi yang jujur

Kejujuran adalah modal yang paling utama untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain tidak hanya dalam dunia bisnis namun juga kehidupan sosial. Semua orang pasti menyukai orang-orang jujur, karena dapat dipercaya dengan suatu tanggung jawab.

Dalam dunia bisnis, segala macam kecurangan pasti sudah tentu ada. Baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur. Sebagai pelaku bisnis, bersikap jujur itu sangat diperlukan, baik sebagai penjual maupun pembeli. Ketahuilah dalam setiap transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli bila keduanya sama-sama berlaku jujur, maka keberkahan akan melimpahi keduanya.

Penjual memperoleh keuntungan yang diinginkan dan pembeli merasa puas terhadap produk atau jasa yang telah dibelinya. Namun bila hal yang demikian tidak dimiliki oleh keduanya, hasil transaksinya pun bisa dikatakan tidak berkah. Misalnya ada salah satu dari pembeli atau penjual yang merasa tidak puas atas apa yang didapatnya.

Sering kita jumpai kejadian seperti ini, terlebih untuk produk yang banyak permintaan di pasar, sedangkan pembeli menginginkannya dengan harga yang lebih murah. Seperti halnya bagi para pelaku bisnis online. Banyak pelanggan yang masih enggan berbelanja online atau merasa was was karena tidak menyentuh barangnya secara langsung. Ada kasus produk yang sudah diterima oleh pelanggan tidak sesuai ekspektasi yang ditampilkan dalam website. Walau tidak sedikit toko online terpercaya, kejujuran dalam hal penjualan tetaplah harus diutamakan agar pelanggan dapat merasakan kenyamanan saat berbelanja. Karena kepercayaan pelanggan itu sangat penting, dan sulit untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan yang sudah terlanjur kecewa.

Baca Juga: 7 Cara Melakukan Ekspansi Bisnis dari Offline ke Online

8. Bersikap positif

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, ada banyak kejadian yang bisa kita alami. Mulai dari suka hingga duka. Namun sering kali, tidak sedikit dari kita yang menghindari atau lari dari masalah. Sebenarnya itu bukanlah masalah yang perlu kita hindari, namun bagaimana kita bisa mengatur pola pikir kita dalam menghadapi masalah tersebut.

Lingkungan dan semua pengalaman dalam hidup adalah hasil dari pemikiran dan kebiasaan yang dominan. Pikiran dapat memberitahu kita tentang masalah yang perlu diperhatikan atau diabaikan. Entah itu dengan cara berpikir secara positif atau negatif untuk mengatasinya. Terkadang orang yang gagal melihat kejadian buruk sebagai musibah, selalu merasa menjadi korban, hingga akhirnya menyalahkan orang lain atas apa yang mereka alami. Hal ini tentu bukan merupakan kebiasaan baik untuk dilakukan.

Masalah yang tidak segera diselesaikan lama-lama akan semakin menumpuk dan semakin memburuk. Yang pada akhirnya akan membuat kita terjerembab dalam masalah itu sendiri. Namun dengan berpikir dan bersikap positif, maka kita akan lebih pro-aktif dalam bertindak dan mengatasi semua masalah yang ada. Lingkungan dapat mempengaruhi cara kita dalam berpikir, cepat atau lambat lingkungan dapat berperan untuk membentuk pola pikir kita. Karena itu cerdiklah memilih lingkungan baik dalam melakukan segala aktivitas.

Orang yang selalu berpikir positif akan terlihat lebih tenang dalam menghadapi berbagai permasalahan. Bayangkan bahwa kita sudah menjadi orang yang positif dan sangat mencintai hidup. Kebahagiaan itu terletak pada pikiran yang kemudian bisa kita rasakan. Jika kita berpikir hidup yang kita lalui ini menyenangkan, maka kebanyakan waktu yang kita lalui pun akan terasa menyenangkan. Namun sebaliknya, jika kita berpikir “Hidupku menyebalkan!”, maka kebanyakan waktu yang kita lalui juga akan terasa buruk.

Nah itu tadi, 8 kebiasaan baik yang harus dimiliki oleh setiap pebisnis. Semoga membuka wawasan Anda untuk menjadi pebisnis yang lebih baik lagi.

No Comments Yet

Leave a Reply

Your email address will not be published.