5 Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Pengusaha Millenial

businessman
5 Kesalahan yang Sering Dilakukan oleh Pengusaha Millenial
sumber gambar: pexels.com

Membangun perusahaan baru (startups) tidaklah mudah. Hanya sebagian kecil dari startups yang didirikan mampu bertahan selama lima tahun, bahkan lebih sedikit jika dijalankan oleh pengusaha muda. Pebisnis yang memiliki pengalaman menjalankan perusahaan cenderung lebih sukses membangun startup daripada yang pertama kalinya mencoba. Dimana sebagian besar adalah pengusaha millenial yang memiliki ambisi besar.

Sebenarnya menjadi seorang pengusaha dari generasi millenial memiliki keuntungan. Generasi ini dikenal memiliki ide, kreativitas, motivasi dan semangat inovatif, semua faktor yang dibutuhkan untuk membangun sebuah perusahaan yang sukses.

Namun pengusaha millenial juga memiliki beberapa kekurangan, misalnya kadang terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Atau gegabah dalam mengeluarkan biaya yang kurang penting karena kurang perhitungan yang cermat.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari oleh pengusaha millenial dalam membangun sebuah startup. Jika Anda termasuk dalam generasi ini, simak baik-baik ya.

1. Buruknya pengelolaan cashflow

cashflow
sumber gambar: cciq.com.au

Jumlah uang yang masuk dan keluar dari startup perlu dikelola dengan sangat baik, terutama sejak awal menjalankannya. Menurut Association of Chartered Certified Accountants (ACCA), 82 persen bisnis gagal karena tidak memperhatikan arus kas atau cashflow. Sayangnya, beberapa generasi millenial kurang cerdas secara finansial, padahal manajemen arus kas adalah tanggung jawab yang signifikan dalam bisnis.

Untuk menghindari kesalahan ini, Anda hanya perlu memperhatikan apa yang terjadi dengan keuangan Anda. Lihatlah dari mana semua pendapatan berasal dan bagaimana semuanya dikeluarkan. Siapkan sistem sederhana seperti Microsoft Excel, untuk membuat tabel perhitungan dan melacak semuanya. Jika tidak, Anda membiarkan diri terbuka terhadap masalah yang mestinya bisa dihindari. Misalnya seperti tidak mengetahui margin keuntungan, pengeluaran yang tidak perlu, atau bercampurnya dana perusahaan dengan rekening pribadi.

2. Terlalu banyak fundraising

Sangat mudah menghabiskan waktu untuk merencanakan bagaimana mengumpulkan uang dari investor dan perusahaan modal ventura sejak awal dalam sebuah startup. Wirausahawan muda menganggap jumlah uang yang terkumpul pada mulanya merupakan ukuran sebuah kesuksesan. Berfokus terlalu banyak pada penggalangan dana, bagaimanapun juga, bisa berakibat buruk bagi bisnis.

Menghabiskan semua waktu dan energi berharga Anda untuk menghasilkan dana sebanyak mungkin dapat membawa Anda menjauh dari tugas lain yang lebih penting. Misalnya, alih-alih menyiapkan strategi bisnis yang solid dan merencanakan dorongan pemasaran secara menyeluruh, generasi millenial bisa terjebak dalam “permainan” penggalangan dana.

Perlu diingat bahwa dengan perencanaan yang tepat, bisnis akan dapat menghasilkan uang. Jika bisnis menghasilkan uang, Anda bisa menjalankan startup dengan kontrol atau kepemilikan yang jauh lebih baik. Nah, hal Itu sering jauh lebih berharga daripada uang di saku Anda yang hanya ada di awal merintis bisnis.

Baca Juga: Rahasia Marketing dari Sir Richard Branson

3. Mencoba mengendalikan semuanya

5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengusaha dari Generasi Millenial
sumber gambar: lifehack.org

Hal Ini sangat umum bagi para pemimpin startup untuk mencoba mengendalikan semuanya. Karena mereka merasa mereka satu-satunya yang mengetahui produk, layanan dan rencana bisnis. Namun, seiring dengan risiko kelelahan, mengambil alih semua aspek perencanaan keuangan dapat “menciderai” kesuksesan Anda.

Pengusaha muda dari generasi millenial relatif kurang pengalaman, biasanya ide bagus bisa didapatkan dari saran dan masukan mengenai strategi keuangan Anda. Entah itu dari seorang akuntan, perencana keuangan atau pebisnis lain yang peduli dengan keuangan. Jika tidak, Anda berisiko membuat keputusan keuangan yang tidak disarankan yang bahkan bisa membuat startup Anda bangkrut!

Cobalah dengan merekrut profesional atau membentuk sebuah tim untuk membantu Anda. Selama Anda membuat visi yang jelas, tim akan berjalan lurus sesuai dengan visi tersebut. Pada akhirnya Anda bisa menikmati kesuksesan bersama-sama dengan tim yang Anda bangun.

4. Salah mempekerjakan orang

Penting untuk merekrut tim yang akan berada di belakang Anda dan mendukung setiap keputusan. Namun mempekerjakan anggota tim yang lemah dapat dengan cepat menghabiskan keuangan dan merusak startup Anda. Sadarilah siapa yang Anda rekrut dan kewajiban apa yang mereka bawa.

Biaya yang timbul akibat mempekerjakan orang yang salah itu penting. Anda tidak hanya sekedar membayar gaji, tapi juga harus membayar untuk pelatihan, rekrutmen dan biaya terkait lainnya. Dengan risiko seperti ini, jangan sampai tergoda untuk mempekerjakan pegawai dan konsultan yang berkualitas di bawah rata-rata. Karena mereka yang memiliki catatan buruk atau tidak dapat diandalkan, akan menghabiskan biaya lebih banyak di kemudian hari.

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan merekrut seorang HRD profesional yang memang sudah ahli di bidangnya. Jadi Anda tidak perlu lagi mengurusi bagian rekrutmen dan pelatihan, fokuslah saja bagaimana merumuskan strategi bisnis kedepannya.

Baca Juga: Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan Millenial

5. Menghabiskan sumber daya di tempat yang salah

Millenial adalah generasi idealis, tidak diragukan lagi. Sama hebatnya dengan karakteristik dalam menemukan ide inovatif untuk bisnis startup, namun disisi lain hal itu juga bisa menghalangi kepraktisan. Misalnya, banyak pengusaha muda menghabiskan terlalu banyak uang untuk mengembangkan produk atau layanan baru mereka. Tetapi kurang memasarkannya, sehingga pemasukkan tidak sebanding dengan pengeluaran.

Jika Anda terlalu fokus pada riset dan pengembangan produk, departemen lain bisa saja akan terabaikan. Anda akan membuang waktu yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan basis pelanggan, dan mempelajari apa yang sebenarnya mereka inginkan.

Tidak ada alasan bahwa pengusaha millenial tidak dapat membangun startup yang sukses. Dengan dorongan dan semangat dari generasi ini, inovasi akan berubah jadi tak terbatas. Hindari kesalahan-kesalahan di atas dan teruslah berkembang dalam karakter dan ilmu.

Salam entrepreneur muda Indonesia!

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published.