Mulai tahun 2016, golongan pekerja banyak diisi oleh kaum millenial atau mereka yang lahir antara tahun 1981-1996. Jumlah generasi millenial ini memang sudah menggantikan jumlah populasi gen X yang lahir sekitar tahun 1960-1980. Namun, generasi X yang menempati berbagai lapangan pekerjaan juga masih ada, meski jumlahnya tak sebanyak generasi millenial.
Perbedaan umur dan generasi tentu saja membuat pola pikir dan tingkah laku kaum millennial sangat berbeda dengan generasi pendahulu mereka. Bukan sekadar persepsi dan aspirasi karier yang berbeda, hard skill dan soft skill millenial pun diakui sangat unik dan beragam. Sehingga, perlu penanganan khusus untuk memaksimalkan potensi generasi millenial di dunia kerja.
Kali ini Intermezzo mengajak Anda untuk memahami lebih dekat 10 karakteristik generasi millenial di dunia kerja. Hal ini penting Anda pahami sebelum mempekerjakan generasi millenial di perusahaan Anda.
1. Passion Lebih Penting Daripada Gaji
Karakteristik generasi millenial yang pertama adalah mementingkan passion daripada gaji. Menurut Mohamad Ario Adimas, Division Head Integrated Marketing & Communication Indosat Ooredoo, imbalan yang besar bukanlah tujuan utama kaum milenial dalam bekerja.
Pekerja millenial lebih mendambakan kesempatan untuk berkembang dan menuntut agar diberi ruang untuk bisa berekspresi dengan pekerjaannya secara bebas. Itu artinya, generasi millenial lebih mementingkan passion (kegemaran) daripada nominal gaji yang besar.
2. Self-Development
Karakteristik yang kedua masih berkaitan dengan poin sebelumnya, yaitu lebih mementingkan pengembangan diri (self-development). Hasil penelitian Aalto School Of Business menyebutkan, generasi millenial menganggap pengembangan diri secara personal dan profesional merupakan hal yang lebih penting dalam pekerjaan.
Generasi millenial juga menyukai hal baru, namun kurang dapat fokus untuk mendalami semuanya. Mereka akan memilih pelatihan online, dimana ia bisa mengatur sendiri porsi keahlian yang bisa dikuasainya, ketimbang mengikuti pelatihan terpusat selama beberapa waktu.
Baca Juga : Panduan Menjadi HRD yang Baik di Era Millenial
3. Memiliki Daya Saing yang Tinggi
Karakteristik generasi millenial selanjutnya berkaitan dengan hasil studi internasional Canadian Center of Science and Education. Menurut riset tersebut, generasi millenial sangat menguasai teknologi dan dapat mengakses informasi dari berbagai sumber. Sehingga, mereka bisa belajar dengan cepat dan akses mereka terhadap dunia luar membuat mereka berlomba-lomba dalam memperbanyak prestasi dan memiliki daya saing tinggi.
4. Tech Savvy
Generasi millenial sangat erat dengan kehadiran teknologi. Hampir semua aktifitas generasi millenial saat ini memanfaatkan kecanggihan teknologi. Mulai dari belanja, transportasi, hingga urusan perbankan. Milenial tumbuh dengan memiliki identitas pada Facebook, Instagram, Twitter, dan media sosial lainnya. Laptop, ponsel dan internet tidak dapat dipisahkan dari mereka.
Menurut NCF (2013), sekitar 75% milenial adalah technological savvy (ahli dalam teknologi). Masih riset dari NCF, 80% milenial bahkan tidur dengan ponsel di samping tempat tidurnya. Riset tersebut menegaskan fakta bahwa relasi yang terbentuk antara millenial dan teknologi telah menggantikan bentuk-bentuk relasi milenial yang lain.
Baca Juga: Belajar dari Zalora:5 Cara Mempertahankan Karyawan Millenial
5. Memilih Bekerja di Perusahaan Prestisius
Karakteristik generasi millenial selanjutnya yaitu mereka lebih tertarik bekerja di perusahaan prestisius yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Misalnya, adanya fasilitas makan siang gratis, gym gratis, koneksi internet yang cepat, atau kesempatan untuk bisa bertugas di luar kota. Fasilitas dan kesempatan untuk mendapat penugasan ke luar kota inilah yang sering dipamerkan oleh generasi milenial di media sosial.
6. Mudah Bosan
Generasi milenial adalah generasi yang merasa tertantang dengan lingkungan kerja yang melibatkan kreatifitas dan perubahan. Mereka tidak menyukai sesuatu yang bersifat statis untuk jangka waktu lama dan selalu berusaha mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Tidak mengherankan jika mereka suka berpindah-pindah tempat kerja.
Bahkan, survei tahunan Deloitte menemukan bahwa 43 persen pegawai milenial berencana meninggalkan pekerjaan mereka saat ini pada hitungan 2 tahun ke depan. Anda perlu waspada menanggapi fakta ini. Karena tingginya angka turnover karyawan tentu membawa dampak yang kurang baik untuk perusahaan.
7. Menyenangi Pekerjaan yang Fleksibel
Karakteristik generasi millenial yang ketujuh yaitu mereka menyenangi pekerjaan yang fleksibel. Artinya, generasi millenial lebih menyenangi perkejaan yang tidak menuntutnya untuk selalu berada di kantor. Generasi millenial juga sudah terbiasa dengan teknologi canggih untuk dapat bekerja kapan pun dan di mana pun melalui koneksi internet. Sehingga mereka lebih tertarik untuk bekerja dengan cara remote daripada terus-terusan berada di kantor dari pagi hingga sore.
Hal ini relevan dengan hasil penelitian Griffith Insurance Education Foundation. Riset tersebut menemukan bahwa generasi millenial mau berkorban agar dapat berlibur dan memiliki kemampuan untuk bekerja di luar kantor. Untuk itu, tidak ada salahnya memberikan mereka fleksibilitas dalam bekerja.
Baca Juga : Leadership for Millenial Era
8. Mementingkan Work-Life Balance
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya bahwa generasi millenial ini lebih memprioritaskan keseimbangan antara dunia kerja dan kehidupan pribadi dibandingkan generasi sebelumnya. Mereka cenderung memilih pekerjaan yang lebih fleksibel secara kondisi dan jam kerja. Sehingga mereka bisa memiliki lebih banyak waktu luang bersama teman, keluarga, atau untuk mengembangkan hobi.
Work-life balance ini sangat penting bagi generasi millenial sebagaimana dikemukakan dalam studi lapangan Ng Schweitzer dan Lyons (2010). Riset tersebut menemukan bahwa millenial menekankan individualisme, mencari kemajuan karir dan pengembangan keterampilan, serta memastikan kehidupan yang bermakna dan memuaskan di luar pekerjaan
9. Membutuhkan Sosok Pemimpin
Salah satu karakteristik generasi milenial yaitu mempunyai kecenderungan bersikap kritis dan banyak bertanya. Mereka merasa memiliki kompetensi tinggi karena telah mendapatkan pendidikan yang bagus. Oleh karena itu, mereka memerlukan sosok pemimpin dan pendidik untuk menjadi mentor yang menjunjung tinggi nilai kebenaran, senantiasa mendengarkan dan siap menjalin komunikasi terbuka.
Kaum milenial membutuhkan mentor yang dapat memberikan arahan bagaimana berani mengambil keputusan dengan bijaksana dan penuh hikmat agar cita-cita mereka untuk menjadi pemimpin yang kuat di masa mendatang.
10. Bermimpi Menjadi Entrepreneur
Karakteristik generasi millenial yang terakhir yaitu mereka cenderung tertarik untuk menjadi seorang entrepreneur. Fakta ini relevan dengan hasil survei bertajuk Indonesia Millennial Report yang dilakukan IDN Research Institute dengan Alvara Research Center. Survei tersebut menyebutkan, sebanyak 55,4 persen millennial mengaku ingin punya usaha sendiri. Artinya tujuh dari 10 millennial memiliki jiwa pebisnis.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Sea Group kepada 14.000 anak muda Indonesia. Survei itu menyebutkan, 24% responden menginginkan punya bisnis sendiri; 17% bekerja di pemerintahan; 16,5% ingin melanjutkan usaha keluarga; dan 3,2% ingin bekerja di rintisan start-up.
Baca Juga: 16 Generasi Millenial Sukses Meraih Forbes 30 Under 30
Demikian 10 Karakteristik Generasi Millenial yang wajib Anda ketahui. Jika Anda adalah seorang HRD profesional, catat baik-baik sebelum mempekerjakan calon karyawan dari generasi millenial. Kami juga rekomendasikan Anda menggunakan aplikasi Intrax yang bisa mendukung kinerja Anda sebagai HRD di era millenial seperti sekarang.
Aplikasi Intrax memudahkan Anda dalam mengelola kehadiran, penggajian, hingga perhitungan pajak dan BPJS karyawan secara otomatis. Bahkan, karyawan Anda juga bisa mengajukan ijin dan mengakses data karyawan secara online. Tentu sangat memudahkan dan sudah pasti disukai karyawan millenial. Cari tahu informasi selengkapnya dengan klik pada gambar di atas.