Sebelum membahas 10 permasalahan UMKM dan cara mengatasinya, coba kita perhatikan data UMKM terlebih dahulu.
Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Di tahun 2018 saja, jumlah pengusaha UMKM diprediksi mencapai 58,97 juta orang. Bahkan, angka ini diprediksi terus meningkat di tahun 2019 nanti.
Peningkatan jumlah UMKM ini membawa pengaruh yang cukup baik bagi perekonomian di Indonesia. Mulai dari penyerapan tenaga kerja hingga peningkatan produk domestik bruto yang cukup besar, yaitu mencapai 60,34 persen di tahun 2018.
Tak heran, pemerintah menurunkan pajak UMKM menjadi 0,5 persen, agar geliat bisnis UMKM semakin berkembang pesat.
Namun, apakah penurunan pajak telah membebaskan pengusaha dari segala permasalahan UMKM yang membelitnya?
Ternyata tidak.
Masih banyak para pengusaha UMKM terkendala modal usaha, strategi pemasaran, hingga akses teknologi digital. Akibatnya, usaha mereka berjalan stagnan dan tidak mengalami kemajuan yang signifikan.
Kali ini Intermezzo akan membahas 10 permasalahan krusial yang paling sering dialami pengusaha UMKM beserta cara mudah untuk mengatasinya.
10 Permasalahan UMKM & Solusinya
1. Minimnya Modal Usaha
Permasalahan UMKM paling utama adalah minimnya modal usaha. Akibatnya, para pengusaha tidak bisa menaikkan jumlah produksinya untuk mencapai omzet lebih banyak.
Ide bisnis baru untuk perluasan usaha pun kerap kali harus disingkirkan jauh-jauh karena permasalahan yang satu ini.
Akar masalah ini sebenarnya sangatlah klasik. Para pengusaha UMKM seringkali kesulitan dalam mencari modal pembiayaan dari bank, karena banyaknya persyaratan yang belum terpenuhi.
Cara Mengatasi: Jika Anda mengalami masalah ini, kami memiliki solusi yang bisa Anda terapkan untuk mengumpulkan modal usaha.
Anda bisa memanfaatkan berbagai lembaga pendanaan yang menawarkan modal pembiayaan berbasis sistem equity crowd funding. Melalui fasilitas ini, Anda bisa mendapatkan modal usaha dari orang-orang yang berminat untuk membiayai suatu usaha, termasuk usaha skala kecil menengah (UMKM).
Beberapa contoh pendanaan dengan sistem crowd funding antara lain: Gandengtangan.com, Indiegogo.com, kolase.com, Akseleran.com, Koinworks.com, dan lain-lain.
Tentunya, ada beberapa syarat yang harus Anda lengkapi untuk mendapatkan pendanaan dari berbagai perusahaan tersebut. Namun, syarat tersebut tidak serumit jika Anda meminjam dana dari bank.
Cobalah berkunjung ke website penggalangan modal usaha bersangkutan jika Anda ingin tahu syarat lengkap pengajuan modal usaha yang Anda inginkan.
2. Kurang Tahu Bagaimana Cara Membesarkan Bisnis
Permasalahan selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengusaha UMKM tentang manajemen bisnis yang baik. Banyak pelaku UMKM hanya fokus memproduksi barang, tanpa memikirkan bagaimana strategi ekspansi bisnisnya lebih besar lagi.
Akibatnya, pengusaha UMKM kesulitan dalam meningkatkan level bisnisnya. Usaha yang mereka jalankan tidak berkembang dan omzet yang didapat tidak mengalami kenaikan.
Cara Mengatasi: Agar Anda selalu up to date dengan perkembangan strategi bisnis terbaru, satu-satunya cara yang harus Anda lakukan adalah banyak membaca dan belajar.
Anda bisa belajar dari pengalaman yang dibagikan oleh banyak pebisnis dunia maupun lokal dari berbagai buku, situs berita, jejaring sosial, atau melalui seminar, workshop, dan sebagainya.
Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk bergabung ke suatu komunitas bisnis yang dapat mempertemukan Anda dengan banyak praktisi bisnis lainnya.
Dengan begitu, Anda bisa saling berbagi pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bisnis Anda lebih luas lagi.
Baca Juga: Ingin Omzet UMKM Anda Melejit? Lakukan 3 Langkah Jitu Ini
3. Kurangnya Inovasi Produk
Dalam meningkatkan daya saing bisnisnya, seorang pengusaha UMKM juga sering mengalami kendala dalam melakukan inovasi produk.
Saat ini jumlah produk UMKM yang mampu menembus pasar internasional masih sedikit sekali. Mengapa? Salah satu penyebab sulitnya produk UMKM bersaing di pasar mancanegara adalah rendahnya daya saing produk.
Apalagi, jika dihubungkan dengan harga yang ditawarkan, produk UMKM Indonesia masih jauh dari kualitas yang ditawarkan produk luar negeri.
Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan daya saing produk, para pelaku UMKM harus lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi barang. Agar produk Anda dilirik, Anda harus menawarkan produk inovatif yang berbeda dengan produk sejenis lainnya.
Jika Anda kesulitan dalam melakukan inovasi produk, maka kuncinya adalah jangan pernah berhenti mencoba. Cobalah melakukan inovasi produk dengan menerapkan formula atau cara produksi yang baru.
Anda juga harus membuka diri dan bergabung dengan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Kementrian Koperasi dan UMKM serta perusahaan-perusahaan yang memberi perhatian khusus kepada UMKM.
Selain aktif mengikuti pelatihan, pelaku UMKM juga harus aktif dalam menganalisa produk kompetitor. Hal ini penting dilakukan untuk menganalisa harga, tren bisnis, serta mencari ide inovatif yang bisa Anda terapkan untuk produk Anda.
4. Kesulitan Mendistribusikan Barang
Permasalahan selanjutnya terletak pada masalah pendistribusian barang. Selama ini banyak pelaku UMKM kekurangan channel dalam mendistribusikan produknya.
Kebanyakan hanya fokus mendistribusikan barang kepada beberapa kolega dan pengepul yang dikenalnya saja. Tentu cara pemasaran seperti ini masih sangat sederhana dan jangkauannya belum terlalu luas.
Cara Mengatasi: Aktiflah mengikuti pameran produk yang diadakan berbagai lembaga pemerintah, swasta, maupun komunitas. Cara ini tidak ada salahnya Anda coba untuk memperluas jangkauan pasar Anda.
Selain itu, cobalah melakukan kerja sama dengan berbagai merchant/ outlet yang bisa membantu memasarkan produk Anda di toko mereka. Dengan begitu, pendistribusian produk Anda bisa lebih luas dan menjangkau pasar yang lebih luas juga.
5. Belum Memaksimalkan Pemasaran Online
Permasalahan UMKM yang kelima ini masih berhubungan erat dengan poin keempat, yaitu sulitnya mendistribusikan barang.
Salah satu faktor yang menyebabkan pendistribusian barang UMKM kurang meluas karena pengusaha belum melakukan pemasaran online.
Mungkin, beberapa pelaku UMKM sudah memasarkan produknya secara online melalui media sosial, situs marketplace, akan tetapi dalam prakteknya masih kurang maksimal. Sehingga, hasil yang didapat pun kurang maksimal.
Cara Mengatasi: Untuk memaksimalkan pemasaran online, hal utama yang harus dilakukan pengusaha UMKM adalah memilih saluran pemasaran online yang tepat, lalu fokus memasarkan di saluran tersebut, dan terus mengoptimasinya.
Misalnya: seorang pengusaha kerajinan tangan sebaiknya memasarkan produknya melalui Instagram. Memang tidak ada salahnya memasarkan produk tersebut ke saluran lain, misalnya Facebook atau situs marketplace.
Namun, sebagai permulaan, sebaiknya fokus memasarkan di satu saluran saja. Lalu, lakukan optimasi secara berkala agar pemasaran di saluran tersebut menghasilkan peningkatan konversi.
Setelah fokus di satu saluran, Anda bisa lanjut mengoptimasi saluran yang lain, sehingga penjualan produk Anda semakin meningkat.
Membuka peluang reseller/ dropshipper juga tidak ada salahnya untuk Anda coba. Dengan semakin banyaknya orang yang mempromosikan produk Anda, maka peluang terjadinya penjualan pun semakin besar.
6. Tidak Adanya Branding
Salah satu permasalahan yang sering luput dari perhatian pengusaha UMKM adalah branding. Belum banyak pelaku UMKM yang sadar akan pentingnya branding bagi produk dan juga usahanya.
Sehingga, kebanyakan pelaku UMKM hanya fokus menjual, menjual, dan menjual, tanpa memikirkan bagaimana kualitas merk dari produknya.
Padahal, menjaga kualitas branding sangatlah penting dalam upaya membesarkan bisnis UMKM. Dengan kualitas branding yang baik, suatu produk akan lebih mudah diingat khalayak. Sehingga peluang terjadinya penjualan pun semakin besar.
Cara Mengatasi: Untuk meningkatkan kualitas branding produk UMKM Anda, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah melakukan analisa SWOT (Strengths, Weaknesses Opportunities, Threats) terhadap produk Anda.
Artinya, coba analisa apa saja kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman terhadap produk Anda. Dari hasil analisa tersebut, coba temukan hal yang paling menonjol dan yang paling membedakan produk Anda dengan produk lain.
Setelah Anda temukan, cobalah untuk konsisten menonjolkan ciri khas produk Anda sebagai materi promosi. Bagaimana konsistensi Anda dalam mempertahankan ciri khas produk Anda inilah yang akan menentukan bagaimana kualitas brand/ merk Anda.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Kualitas Merek Agar Cepat Populer
7. Tidak Melakukan Program Loyalitas Pelanggan
Tidak adanya program loyalitas pelanggan juga menjadi pemasalahan UMKM yang cukup krusial.
Kebanyakan pelaku UMKM belum memiliki perhatian yang besar dalam membuat program loyalitas pelanggan. Mulai dari promo reguler, pendaftaran member, hingga komunitas pelanggan.
Padahal, menjaga loyalitas pelanggan sangatlah penting. Semakin sering pelaku UMKM melakukan program loyalitas pelanggan, maka loyalitas pelanggan pun akan semakin menguat.
Dengan begitu, pelanggan akan lebih sering melakukan repeat order, dan bahkan dengan sukarela mempromosikan produk Anda dari mulut ke mulut.
Cara Mengatasi: Untuk Anda yang belum tahu bagaimana cara melakukan program loyalitas pelanggan yang baik, coba luangkan waktu sejenak untuk memikirkan ide besarnya. Anda bisa mulai dengan mengadakan program promo. Misalnya: diskon, cashback, giveaway, dan lain sebagainya.
Selanjutnya, Anda juga coba rencanakan pendaftaran member untuk pelanggan setia Anda. Misalnya memberlakukan diskon khusus bagi member yang aktif atau tambahan bonus referral.
8. Masih Mengandalkan Pembukuan Secara Manual
Banyak yang tidak sadar jika pembukuan secara manual menjadi permasalahan UMKM yang cukup serius. Pembukuan secara manual ini rawan terjadinya kehilangan, kerusakan, dan bahkan kesalahan rekap.
Sehingga, pengusaha tidak bisa menganalisa hasil penjualannya secara tepat. Misalnya jika laporan penjualan pada hari tertentu tiba-tiba hilang, maka laporan penjualan keseluruhan pun akan amburadul.
Padahal, pembukuan yang baik adalah kunci evaluasi bisnis yang memadai. Dengan pembukuan yang baik, Anda bisa menganalisa penjualan usaha Anda secara lebih tepat sebagai pertmbangan untuk mengambil keputusan selanjutnya.
Selain itu, pembukuan yang baik juga menjadi syarat wajib untuk semua pengusaha yang ingin meminjam modal usaha kepada bank.
Sehingga, kembali pada permasalahan nomor 1, jika pembukuan usaha Anda buruk, maka dipastikan Anda kesulitan mendapatkan pinjaman modal usaha dari bank.
Cara Mengatasi: Sekarang mulai atur kembali cara Anda melakukan pembukuan usaha setiap harinya. Tinggalkan cara manual dan mulailah melakukan pembukuan secara otomatis dengan bantuan software.
Disini, kami ingin merekomendasikan Anda untuk menggunakan InterActive MyProfit, sebuah aplikasi kasir online berbasis Android yang bisa merekap laporan penjualan harian secara otomatis.
Dengan menggunakan MyProfit, Anda tidak perlu bingung bagaimana melakukan rekap penjualan atau menghitung omzet harian. Karena laporan penjualan Anda bisa otomatis tercetak melalui aplikasi. Anda juga tidak perlu takut kehilangan laporan penjualan Anda, karena semua data di aplikasi InterActive MyProfit dijamin lebih aman dengan fasilitas penyimpanan di cloud server.
Tidak hanya itu saja, untuk Anda yang ingin mendapatkan laporan pembukuan secara lebih detail (laba, rugi, pajak), ada kabar baik kalau MyProfit juga terintegrasi software akuntansi. Sehingga, Anda tidak perlu bersusah payah menghitung laporan penjualan secara manual. Dengan menggunakan MyProfit, Anda bisa dapatkan laporan akuntansi secara otomatis.
9. Tidak Memiliki Mentor
Tanpa memiliki mentor bisnis, seorang pengusaha UMKM akan kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. Pengetahuannya seputar bisnis menjadi terbatas dan dia akan kesulitan dalam melakukan inovasi produk.
Cara Mengatasi: Untuk mengatasi permasalahan UMKM yang satu ini, maka Anda harus memiliki mentor bisnis yang bisa membimbing Anda lebih baik lagi dalam menjalankan usaha.
Memiliki mentor bisnis tidak berarti mengharuskan Anda untuk bersekolah bisnis atau bergabung dengan pelatihan eksklusif khusus pebisnis.
Yang terpenting, Anda harus tetap aktif untuk belajar keilmuan bisnis dari ahlinya. Bagaimana caranya? Kami telah jelaskan di poin kedua, bahwa Anda bisa belajar dari buku, situs berita, atau media sosial para ahli bisnis.
Anggaplah mereka sebagai mentor pribadi Anda, dan aktiflah belajar dari mereka.
10. Tidak Memiliki Izin Usaha Resmi
Permasalahan UMKM yang terakhir yaitu tidak adanya izin usaha resmi, sehingga menghambat laju usaha Anda. Jika Anda ingin mengembangkan usaha Anda menjadi lebih besar lagi, maka sudah waktunya Anda mengurus izin resmi untuk usaha Anda.
Cara Mengatasi: Carilah informasi mengenai prosedur mengurus perizinan usaha, lalu terapkan caranya satu per satu. Jika Anda masih bingung, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya. Sehingga, Anda tidak perlu takut salah dalam melangkah.
Kami merekomendasikan untuk menghubungi Inspire, sebuah konsultan bisnis yang akan membantu Anda mengurus izin bisnis, pajak perusahaan, dan pelatihan karyawan.
Baca Juga: 5 Keuntungan Jika Anda Memiliki Izin Usaha Tetap
Demikian pembahasan tentang 10 permasalahan krusial pengusaha UMKM beserta cara mengatasinya. Sekarang, coba analisa usaha Anda. Dari 10 permasalahan di atas, manakah yang mengganggu pengembangan usaha Anda? Setelah Anda temukan permasalahan tersebut, coba atasi dengan alternatif penyelesaian masalah yang kami tawarkan. Semoga bermanfaat.
LEXIS 89258 N cheap cialis online