Bagi Anda yang saat ini ingin menjadi atau sudah menjalani kehidupan sebagai seorang entrepreneur, pasti memiliki banyak tantangan. Mulai dari mengurusi aset, keuangan, pemasaran hingga kegiatan operasional. Mungkin Anda akan bertanya-tanya, “Bagaimana cara agar bisnis yang dirintis ini bisa terus berkembang secara positif?” Berikut ini akan dijabarkan 5 strategi jitu membangun bisnis yang sehat, mari kita simak!
1. Menguasai Laporan Keuangan
Meskipun bisnis Anda masih baru merintis, Anda harus bisa membuat bisnis berjalan dengan baik dan profesional. Mulailah mengenal angka-angka pada laporan keuangan dan membuat laporan keuangan yang sederhana, seperti neraca, laba rugi, dan arus kas.
Jika bisnis Anda sudah mulai berkembang, barulah boleh memutuskan untuk menggunakan jasa akuntan publik atau auditor. Agar Anda lebih bisa fokus ke strategi pengembangan perusahaan.
Kami merekomendasikan software akuntansi yang dapat membantu Anda mengontrol laporan keuangan dengan lebih mudah. Coba gunakan MyAccounting, sebuah software dari perusahaan InterActive yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun membantu para pebisnis baik skala besar maupun UKM.
2. Menetapkan Poin Penting dalam Keuangan
- Piutang. Tantangan dalam hal piutang adalah menjaga agar cash gap atau kesenjangan kas Anda tidak terlalu lebar. Sehingga akan membuat Anda tidak hanya jago jualan, tapi Anda juga bisa menagih dengan cara yang bijaksana.
- Hutang. Kelola hutang Anda dengan sebaik mungkin. Jika Anda masih memiliki hutang yang besar, alangkah baiknya untuk tidak menambah hutang untuk keperluan yang tidak penting.
- Stock & inventory. Beberapa pebisnis berpikir bahwa, dengan memperbanyak stok maka berarti bisnis kita semakin bagus. Itu tidak sepenuhnya benar karena memiliki banyak stok justru berarti cash flow atau aliran kas kurang baik.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Anda Harus Mulai Berjualan Online
3. Menyusun Kerangka Bisnis
Berikut adalah Five Business Chassis Strategy (Lima Strategi Kerangka Bisnis) yang dipaparkan oleh Roni Yuzirman. Beliau adalah pendiri Komunitas Tangan Di Atas, salah satu komunitas entrepreneur terbesar di Indonesia.
Caranya bisa dengan memasang iklan, sebar brosur atau pamflet, ikut pameran, dan sebagainya. Prospek yang masuk ke toko karena membaca brosur atau membaca iklan tersebut akan membuat kemungkinan terjadinya penjualan menjadi lebih besar. Penjualan yang meningkat akan menyebabkan timbulnya pemasukan dan arus kas menuju ke arah yang positif.
1. Perbanyak Prospek (Leads)
2. Perbanyak Jumlah Konversi (Conversion)
Konversi adalah jumlah prospek yang akhirnya membeli produk Anda. Cara menaikkan konversi bisa dengan memberikan promo, garansi, layanan purna jual, delivery gratis, dan lain-lain. Yakinkan calon konsumen untuk membeli produk yang Anda tawarkan karena manfaat yang didapat lebih besar daripada beli di tempat lain.
3. Naikkan Volume Transaksi
Volume transaksi adalah berapa banyak transaksi yang terjadi di toko Anda per hari, per minggu atau per bulannya. Lakukan berbagai cara agar pelanggan Anda lebih sering belanja, misalnya dengan memberikan kupon, bonus, cashback, point, voucher dan lain-lain. Terutama jika profit margin Anda tidak terlalu besar, maka dibutuhkan volume penjualan yang tinggi.
4. Naikkan Jumlah Rata-rata Penjualan
Anda pernah makan di restoran cepat saji? Setiap kita akan membayar, bagian kasir akan selalu tanya: “Mau tambah kentang gorengnya?” Jika kita jawab iya, dia akan bertanya lagi: “Yang ukuran large atau medium?” Jika kita jawab tidak ingin kentang goreng, dia akan tanya lagi: “Tambah Es krimnya sekalian?” atau “Mau coba menu baru kami?” Begitu seterusnya.
Cara di atas bisa dikatakan sebagai strategi up-selling yang bertujuan untuk mendapatkan jumlah penjualan lebih besar daripada kebutuhan konsumen di awal.
5. Tingkatkan Marjin Keuntungan (Profit Margin)
Misalnya harga pokok produk Anda adalah Rp 1.000. Anda jual Rp 1.200, maka marjin keuntungan Anda adalah Rp 200 atau 20%. Kemudian Anda naikkan harganya Rp 200 lagi menjadi Rp 1.400, maka marjin keuntungannya menjadi 40%. Dengan menaikkan marjin, Anda bisa tetap memberikan kualitas yang maksimal meski harga bahan pokok mengalami kenaikan.
Atau cara lainnya jika ingin meningkatkan selisih keuntungan, Anda bisa mengurangi biaya seperti biaya produksi, biaya gaji, atau biaya operasional. Alasannya, tidak semua industri bisa dengan mudah untuk menaikkan harga.
Baca Juga: 10 Tanda Bisnis yang Bersih dan Sehat
Bagi Anda yang sudah memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur, tetap ingat untuk memberi dampak positif ke komunitas atau masyarakat sekitar. Misalnya melakukan kegiatan sosial atau membuka lapangan pekerjaan. Sebelum Anda berinvestasi pada bisnis Anda, berinvestasi lebih banyaklah pada diri sendiri. Karena dengan memperhatikan kesehatan tubuh dan mental, akhirnya juga akan mempermudah Anda dalam membangun bisnis yang sehat.
Last but not least, jangan berharap bisnis itu semakin mudah, berharaplah Anda menjadi semakin baik. Tetap semangat!