Mungkin kita pernah mendengar kata ritel. Istilah ritel berasal dari Bahasa Prancis “ritellier” yang berarti memecah. Sehingga pengertian dari ritel adalah kegiatan ekonomi dalam mendistribusikan barang jumlah besar untuk dijual dalam jumlah kecil atau eceran kepada konsumen di tingkat akhir.
Di artikel ini akan dibahas tentang apa itu bisnis ritel beserta tips jika Anda ingin mencoba membuka usaha di bisnis ritel. Meskipun tidak sulit, tetap saja sebuah bisnis harus dipertimbangkan secara matang sehingga bisnis terus berkembang dalam jangka panjang.
Pengertian Bisnis Ritel
Bisnis ritel adalah kegiatan bisnis atau usaha yang didalamnya terdapat aktivitas transaksi penjualan produk berupa barang atau jasa dari produsen kepada konsumen. Selain transaksi jual beli, terdapat juga kegiatan pendistribusian produk. Produk tersebut bisa dikonsumsi secara pribadi oleh konsumen atau dapat diperjualbelikan kembali.
Pelaku usaha yang melakukan kegiatan ritel ini biasa disebut juga sebagai pengecer. Pada umumnya, para pengecer membeli barang kepada produsen dalam jumlah banyak atau grosir untuk mendapat harga yang lebih murah. Setelah itu, pengecer akan menjual kembali kepada konsumen dalam jumlah yang kecil. Jadi sistem kerja yang biasa digunakan pada usaha ritel adalah menghubungkan produsen utama dengan konsumen yang melakukan pembelian barang dalam jumlah kecil atau eceran.
Baca Juga: 10 Tanda Bisnis yang Bersih dan Sehat
Jenis Bisnis Ritel
Bisnis ritel adalah bisnis yang memilik berbagai macam ragam dan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan kepemilikan, produk, dan skala usaha.
1. Kepemilikan
Yang pertama dikategorikan berdasarkan status kepemilikan, yaitu ritel mandiri, waralaba, dan jaringan. Ritel mandiri beroperasi secara independen tanpa bergabung dengan mitra manapun, misalnya toko kelontong dan warung. Sedangkan ritel waralaba atau franchise melibatkan beberapa pihak antara franchisor dan franchisee. Usaha yang merupakan jaringan ritel adalah saling terkait dalam satu manajemen, misalnya swalayan atau department store yang terdapat di berbagai cabang.
2. Produk
Jenis bisnis ritel yang kedua yaitu berdasarkan produk yang dijual. Ritel barang yang menjual produk berupa barang dan ritel jasa yang menawarkan produk berupa jasa atau layanan. Contoh dari barang ritel adalah toko elektronik atau toko sembako yang menjual barang elektronik dan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan contoh jasa ritel adalah menjual jasa servis motor atau jasa salon kecantikan.
3. Skala Usaha
Ritel yang dikategorikan dalam skala usaha meliputi bisnis dengan skala besar dan kecil. Contoh ritel dalam skala besar yaitu hypermarket atau supermarket yang biasanya memiliki luas bangunan yang besar. Pada skala ini, biasa disebut sebagai modern trade karena memiliki nuansa yang modern dan fasilitas layanan yang kekinian. Sedangkan contoh ritel pada skala kecil berupa pedagang kaki lima atau kios yang menetap. Skala kecil biasa disebut general trade karena berdiri secara konvensional oleh perorangan.
5 Tips dalam Memulai Usaha Ritel
1. Merumuskan Rencana Bisnis
Perencanaan bisnis atau business plan adalah syarat utama sebelum memulai bisnis. Rencana bisnis umumnya berisi produk apa saja yang dijual, lokasi toko, informasi tentang kompetitor, berapa banyak karyawan yang harus direkrut, berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis, dan lain sebagainya. Jangan lupa tetapkan juga tujuan apa yang ingin dicapai dalam jangka panjang dan bagaimana cara mencapainya.
Baca Juga: Menetapkan Target Bisnis di Tahun Depan dengan SMART Goals
2. Tentukan Target Pasar
Tips memulai bisnis ritel yang pertama adalah memilih target pasar yang tepat. Jika Anda belum memahami target pasar dari produk yang dijual, coba perhatikan beberapa hal berikut ini. Seperti bagaimana kondisi kompetitor di pasar, bagaimana perilaku kosumen saat ini, atau kelompok usia manakah yang cocok dengan produk Anda?
3. Legalitas Bisnis
Selanjutnya adalah pentingnya mengurus izin atau legalitas yang dibutuhkan. Carilah informasi tentang kantor pemerintah setempat untuk mendapatkan izin mendirikan usaha, izin keramaian atau hal lain yang berhubungan dengan legalitas hukum. Jika Anda kesulitan, bisa menggunakan jasa konsultan hukum untuk membantu Anda.
4. Mencari Pemasok yang Terpercaya
Langkah ini sangat penting karena Anda akan berhubungan bisnis dalam jangka panjang. Cari tahu pemasok yang bisa diandalkan dan dipercaya agar operasional bisnis Anda tidak terganggu. Setelah menemukan pemasok, jaga hubungan baik agar bisa mendapat berbagai keuntungan di masa depan seperti negosiasi potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar.
Baca Juga: 4 Keuntungan Menggunakan Sistem Software dalam Bisnis Ritel
5. Persiapkan Sistem Pembayaran yang Modern
Dalam semua bisnis termasuk ritel, sistem pembayaran perlu diperhatikan karena penting dalam kelancaran transaksi dan manajemen stok. Pastikan toko ritel Anda juga bisa menerima berbagai pembayaran selain tunai, seperti kartu debit dan kredit, paylater, e-money, dan lain-lain.
Gunakan software kasir untuk memudahkan transaksi pembayaran dan menghitung semua hasil penjualan. Software kasir juga memungkinkan pemilik untuk mengetahui informasi tentang inventori atau stok yang telah terjual. Bayangkan jika Anda masih menggunakan sistem konvensional dalam menjalankan operasional toko, pasti merepotkan bukan?
Demikian pembahasan kali ini tentang bisnis ritel yang bisa menjadi pertimbangan jika Anda ingin mencoba buka usaha sendiri. Nantikan artikel menarik seputar bisnis lainnya hanya di Intermezzo.